PT. Blue Star Anugrah

Potensi dan Kandungan Nutrisi Rajungan di Indonesia.

Rajungan (Portunus pelagicus) adalah salah satu anggota kelas crustacea yang menjadi komoditas ekspor penting dari Indonesia. Industri Rajungan (Portunus pelagicus) memiliki perkembangan yang pesat dan bernilai ekonomi tinggi di Indonesia. Total ekspor daging rajungan meningkat dari 10,9 ribu ton pada tahun 2014 menjadi 15,8 dan 19,4 ribu ton pada tahun 2015 dan 2016 (APRI, 2016). Rajungan termasuk komoditas ekspor karena memiliki daging yang sangat enak dan dapat diolah menjadi berbagai macam masakan sehingga hewan ini sangat diminati para pecinta seafood (Sudhakar et al. 2009). Rajungan dari Indonesia sering diekspor dalam bentuk rajungan beku tanpa kepala dan kulit serta dalam bentuk olahan (dikemas dalam kaleng). Perikanan rajungan bersifat unik karena produksinya sangat ditentukan oleh permintaan rajungan dari Amerika Serikat. Hampir 80% produksi BSC Indonesia diekspor ke Amerika Serikat dan sangat sedikit yang dikonsumsi di pasar domestik(APRI, 2014).

Rajungan memiliki 2 jenis kelamin, yaitu betina dan jantan masing-masingnya memiliki perbedaan dalam bentuk fisik. Pada rajungan kelamin betina ditandai dengan bentuk runcing pada bagian bawah tubuhnya, sedangkan rajungan betina ditandai dengan bentuk tumpul pada bagian bawah tubuhnya. Klasifikasi daging rajungan terbagi menjadi beberapa bagian yaitu: claw meat, special meat, jumbo meat, backfin, jumbo colossal dan lump. Sedangkan rajungan juga memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi, diantaranya adalah: kalsium, karbohidrat, phosphor,zat besi, vitamin A dan Vitamin B (Jacoeb et al,2012). Protein daging rajungan terdiri atas 15 asam amino, 9 asam amino esensial dan 6 asam amino non esensial. Kandungan asam amino esensial yang tertinggi dalam daging rajungan adalah arginin, sedangkan asam amino nonesensial yang tertinggi adalah asam glutamat (Jacoeb et al,2012). Untuk menjaga kandungan protein dan gizi di rajungan pengemasan dilakukan dengan kedap udara di dalam kaleng. Pengemasan tersebut sudah melewati proses pasteurisasi untuk menjaga kesterilan kaleng. Selama pengiriman ekspor rajungan ke negara tujuan juga menggunakan reefer container. 

Sudhakar M, Manivannan K, Soundrapandian P. 2009. Nutritive value of hard and soft shell crabs of Portunus sanguinolentus (Herbst). Journal Animal and Veterinary Advances 1(2): 44-48

Jacob,A,M.Nurjannah.Lingga,L,A,B.2012.Karakteristik Protein dan Asam Amino Daging Rajungan (Portunus Pelagicus) Akibat Pengukusan.Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor

You May Also Like